Mengenal Havana Syndrome yang Serang Diplomat AS

Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Presiden AS Kamala Haris menunda keberangkatannya ke Vietnam lantaran kedutaan AS di Hanoi melaporkan kemungkinan terjadinya Havana Syndrome atau sindrom havana.

Hal itu adalah kasus terbaru dari lusinan kasus serupa yang dilaporkan oleh diplomat dan petugas intelijen AS sejak 2016, pertama di Kuba, kemudian di China, Jerman, Australia, Taiwan, dan di Washington sendiri. 

Pada 2017, diplomat Kanada dan keluarga mereka di Havana melaporkan beberapa kasus mereka sendiri, beberapa bulan setelah yang pertama di antara orang Amerika.


Dalam beberapa kasus, orang telah melaporkan mendengar suara yang terfokus, bernada tinggi atau tajam yang membuat mereka mual.

Mengutip AFP, kadang-kadang penderita mengalami hidung berdarah, sakit kepala dan gejala lain yang menyerupai gegar otak.

Insiden itu sedikit dipahami dan memicu teori bahwa itu disebabkan oleh senjata yang menggunakan gelombang mikro terfokus, ultrasound, racun, atau bahkan reaksi terhadap jangkrik.

Namun apa sebenarnya havana syndrome atau sindrom havana?

Sindrom havana adalah penyakit misterius yang menyebabkan sakit kepala parah, mual, dan kemungkinan kerusakan otak gelombang elektromagnetik.

Mengutip Medicine.net, para peneliti yang menyelidiki kondisi tersebut telah menyatakan bahwa sindrom Havana, yang awalnya dianggap sebagai histeria massal atau reaksi yang disebabkan oleh penyebab psikosomatik seperti stres, mungkin disebabkan oleh persenjataan gelombang mikro.

Gejalanya mirip dengan gegar otak atau cidera kepala ringan dan sebagian besar telah dilaporkan oleh diplomat, perwira intelijen, personel militer, dan anggota keluarga mereka yang ditempatkan di tanah asing.

Gejalanya tidak hanya menyusahkan tetapi efek sampingnya juga tampaknya bertahan lama.

Gejala havana syndrome BACA HALAMAN BERIKUTNYA

0 Response to "Mengenal Havana Syndrome yang Serang Diplomat AS"

Post a Comment