Runtuhnya Kerajaan Demak Akibat Pertikaian Keturunan Raden Patah

PEMERINTAHAN Raden Patah berlangsung pada akhir abad ke-15 hingga awal abad ke 16. Beliau wafat pada tahun 1518 ketika perjuangan Raden Patah melawan Portugis belum selesai, sepeninggalan Raden Patah kepemimpinan diserahkan kepada puteranya, Adipati Unus (Pangeran Sebrang Lor).

Gelar Pangeran Sabrang Lor diberikan bukan tanpa alasan, gelar ini didapatkan oleh Adipati Unus karena karena beliau pernah menyeberang/ melakukan ekspedisi penyerangan ke utara untuk menyerang Portugis yang berada di sebelah utara ( Malaka ).

Baca juga: Kisah Raden Patah "Robohkan" Kerajaan Majapahit

Kepemimpinannya Adipati Unus ini hanya berlangsung selama tiga tahun. Kemudian pemerintahan dari Adipati Unus diserahkan kepada saudaranya yaitu Sultan Trenggono/ Tranggana. Dia memerintah kurang lebih selama 34 tahun yaitu antara tahun 1512-1546. Namun dalam usahanya untuk menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Trenggono Wafat. setelah wafatnya Sultan Trenggono, timbulah perselisihan yang hebat di Demak terkait siapa yang berhak menggantikannya.

Baca juga: Peran Wali Songo di Kerajaan Demak, Hancurkan Pasukan Portugis hingga Mendirikan Masjid

Para calon pengganti raja yang bertikai itu antara lain anak Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Ing Seda Lepen, adik tiri sultan trenggono yang dibunuh oleh Sunan Prawoto ketika membantu ayahnya merebut tahta Demak. Hal itu terungkap di dalam buku "Ensiklopedia Kerajaan Islam Di Indonesia, Binuko Amarseto"

Arya penangsang mendapat dukungan dari gurunya Sunan Kudus untuk merebut takhta Demak, mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian ayahnya.

Sebelumnya

0 Response to "Runtuhnya Kerajaan Demak Akibat Pertikaian Keturunan Raden Patah"

Post a Comment