Perempuan Meninggal karena Peradangan Jantung di Selandia Baru Terkait Vaksin Pfizer

Suara.com - Kasus kematian perdana yang dikaitkan dengan vaksin Pfizer dilaporkan otoritas kesehatan Selandia Baru pada Senin, (30/8/2021).

Seorang perempuan diduga meninggal karena miokarditis, penyakit peradangan jantung, beberapa hari usai menerima suntikan vaksin Covid-19 buatan Pfizer.

Informasi ini dirilis oleh Kementerian Kesehatan menyusul tinjauan dewan pengawas keamanan vaksin COVID-19 independen terhadap kematian tersebut.

Dewan beranggapan bahwa perempuan itu meninggal akibat miokarditis, yang diketahui sebagai efek samping langka dari vaksin COVID-19 Pfizer, tulisnya. Miokarditis adalah peradangan otot jantung yang dapat membatasi kinerja organ untuk memompa darah dan mampu menyebabkan perubahan ritme detak jantung.

Baca Juga: Sekolah Kembali Buka, Dr Anthony Faucy Tekankan Pentingnya Vaksinasi Covid-19 untuk Anak

"Ini kasus pertama di Selandia Baru, di mana satu kematian dalam beberapa hari setelah vaksinasi dihubungkan dengan vaksin COVID-19 Pfizer," kata Kementerian Kesehatan.

Tim media Pfizer di Selandia Baru tidak langsung menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Kasus itu dirujuk ke pihak koroner dan penyebab kematian masih belum ditentukan, katanya.

Namun, dewan independen menganggap bahwa miokarditis kemungkinan disebabkan oleh vaksinasi.

Dewan juga mencatatkan bahwa terdapat masalah medis lainnya yang terjadi di saat bersamaan, yang bisa saja mempengaruhi efek pascavaksinasi.

Baca Juga: Percepat Herd Immunity, Indonesia Dapat 15,2 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca dan Sinovac

"Manfaat vaksinasi dengan vaksin COVID-19 Pfizer masih jauh lebih besar ketimbang risiko infeksi COVID-19 dan efek samping vaksin, termasuk miokarditis," lanjutnya.

0 Response to "Perempuan Meninggal karena Peradangan Jantung di Selandia Baru Terkait Vaksin Pfizer"

Post a Comment