7 Mitos Seputar Kontrasepsi yang Tak Boleh Dipercaya

Jakarta, CNN Indonesia --

Kontrasepsi jadi cara bagi pasangan untuk mengontrol kehamilan. Akan tetapi ada saja informasi kurang tepat sampai mitos yang beredar di dunia maya dan masih diyakini kebenarannya. Bersama Ni Komang Yeni Dhana Sari, dokter spesialis kandungan dan CEO Klinik Health360, Anda akan menemukan fakta-fakta di balik informasi-informasi berikut.

1. Pil KB bikin badan gemuk

Anggapan ini beredar karena pengalaman sejumlah perempuan yang berat badannya naik akibat konsumsi pil KB atau suntik. Namun Yeni berkata informasi ini kurang tepat.


"Bukan gemuk ya, tapi hormon-hormon menimbulkan adanya retensi cairan atau timbunan cairan di bawah kulit jadi kita kesannya lebih besar dan berat," jelas Yeni saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (23/9).

Situasi ini serupa saat kehamilan. Ibu hamil umumnya merasakan berat badan naik, seolah membengkak. Pil KB dan suntik KB merupakan kontrasepsi hormonal sehingga penggunaannya membuat hormon yang beredar di tubuh lebih banyak.

Kemudian pilihan kontrasepsi itu masalah kecocokan. Ada perempuan yang cocok sehingga tidak ada efek samping seperti, pusing, mual, muntah, mood swing seperti pre-menstrual syndrome. Namun untuk mengetahui kecocokan ini, perempuan harus berkonsultasi dan mencoba pil KB yang diresepkan dokter. Bahkan kini sudah ada pil KB yang dengan formulasi lebih baik sehingga tidak sampai menimbulkan kegemukan.

2. Terlalu lama pakai kontrasepsi bikin susah hamil

Ini mitos. Justru kehamilan terbilang lebih mudah jika sebelumnya pasangan menggunakan kontrasepsi. Pada kontrasepsi hormonal, justru akan membuat haid lebih teratur.

"Begitu kita setop [kontrasepsi], bulan berikutnya kan kita hanya perlu waktu 3 bulan untuk memprogram otak untuk kerja seperti yg kita mau, membiasakan diri untuk seperti itu [haid]," katanya.

Jika mengalami kesulitan hamil, biasanya masalah ada pada kelebihan berat badan, PCOS, ketidakseimbangan hormon.

3. Hubungan seks selama haid bisa mencegah kehamilan

Bisa dipastikan hubungan seks selama haid tidak mengakibatkan kehamilan. Sperma tidak bisa masuk ke liang vagina. Namun Yeni menekankan sebenarnya ada hal yang lebih membahayakan jika seks dilakukan selama haid.

"Bisa terjadi infeksi. Karena kan saat haid itu ada darah yg keluar, mulut rahim terbuka, kemudian terjadi gesekan, dorongan, mesti terjadi refluks atau vagina itu kan nggak steril ya ada banyak kuman di sana. itu terdorong masuk melalui mulut rahim yang terbuka saat haid karena ada aliran darah. Dia jadi refluks, bisa ke rahim, saluran rahim, ke panggul, bisa jadi radang panggul," jelasnya.

Tidak hanya itu, bisa ada risiko endometriosis (jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tapi malah tumbuh di luar rahim), adenomiosis (endometrium tumbuh menerobos dinding otot rahim) dipicu aliran balik darah haid dan menempel di rahim.

Mitos Kontrasepsi BACA HALAMAN BERIKUTNYA

0 Response to "7 Mitos Seputar Kontrasepsi yang Tak Boleh Dipercaya"

Post a Comment